finish at last...
Kepribadianku yang UniX
Aditya Randi Pratama – 1.1
Seunik apakah kepribadian Randi? Disekolah tampak gemar menyendiri, jarang kelihatan jalan di Mal-mal populer, apasih uniknya Randi? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus merunut balik ke tanggal 15 oktober 1988. ketempat dimana semua ini bermula.
Hari itu hari sabtu, artinya kantor libur, kecuali pada tahun 1988, libur akhir pekan belum banyak berlaku. Akan tetapi, hal itu tidak menghentikan seluruh keluarga untuk berkunjung kerumah sakit... Sejak lahir, aku telah menjadi pendengar yang baik. begitulah kata orang tua ku.
Tumbuh diantara para pekerja bangunan yang bekerja membangun atupun merenovasi bangunan tempat tinggal kami, para satpam, dan juga berbagai orang yang berhubungan dengan kakek, maupun orangtuaku. hal ini dikarenakan saya selama 6 tahun pertama hidup saya, sudah berpindah tempat tinggal sebanyak 10 kali. hal ini mebuat saya mau takmau, secara tidak langsung, pandai pandai beradaptasi dengan lingkungan saya yang berganti-ganti rata-rata tiap 6 bulan sekali... Selain menjadi cepat beradaptasi, saya juga menjadi semakin gampang klik dengan orang lain, terutama orang-orang yang lebih dewasa. Dampak negatif yang saya rasakan sekarang adalah karena saya dan keluarga sering berpindah-pindah tempat tinggal adalah saya menjadi tidak memiliki teman sebaya yang bisa saya ajak bermain, kalaupun ada, siftnya sementar. Saya minder kalo melihat ada teman yang memiliki teman masa kecil yang tinggal dekat dari rumah. kayaknya mereka punya sesuatu yang saya gak akan bisa dapet.
Selain tumbuh menjadi anak yang soliter, keadaan saya di”perparah” dengan adiksi saya akan berbagai hal mekanikal dan elektronika serta adiksi saya yang terhadap buku yang mencapai puncaknya ketika saya kelas 2 SMP... Mulai dari LEGO, Dell, Dos, Mac, TingkerToy, segala macam mainan mekanikal saya jajali... Hal ini membuat saya tambah soliter. Adiksi saya akan buku sepertinya menjadi adiksi komplementer yang ikut secara langsung ketika saya menjadi berminat dengan hal-hal mekanikal. Dengan membaca, saya menjadi lebih berminat dengan hal-hal mekanikal, dan juga dengan menulis.
Beranjak dari hal-hal mekanikal, saya menemukan pelarian saya yang kedua.. Sebetulnya sih bukan pelarian, tapi lebih kepada adiksisaya yang ke tiga,. Pada saat saya kelas 3, saya menemukan Organisasi Kepramukaan. Organisasi sosial pertama saya yang membuat saya lebih peka terhadap lingkungan saya. Selain membuat saya lebih peka, pramuka juga sedikit banyak membentuk kepribadian saya. Walaupun tidak terlihat secara langsung, tapi saya merasa bahwa setelah 7 tahun saya bergelut dengan kepramukaan, saya menjadi seseorang yang lain. Tapi sesuatu itu membuat saya sangat gembira, entah apa hal itu...
Sebelum saya bisa sampai ke tingkat kegembiraan itu, selama 6 bulan saya secara tidak resmi dikucilkan oleh teman-teman satu angkatan. Semua itu karena saya terlalu vokal dalam menyampaikan pendapat saya. Mungkin karena pengaruh “anak pertama, cucu pertama” yang membuat saya keras kepala. Dan mungkin karena pengaruh paham sosialisme yang membuat saya **sangat** vokal dalam menentang komersialisme, benda-benda mainstream, dll. Saya merasa bahwa sosialisme juga membuat saya berkenalan dengan Linux. Tidak secara langsung.
Memasuki dunia SMA saya menjadi lebih aktif, lebih terbuka, akan tetapi, saya tetap menjadi orang yang tahu terlalu banyak. Istilah teknisnya “Information Overload”. Mungkin tidak separah ketika ketika di SMP, akan tetapi tetap saja saya merasa terlalu “geeky” untuk teman-teman saya yang lain. Untungnya saya menemukan beberapa teman yang sama ataupun lebih geeky dari saya....
Ada satu lagi yang ikut serta membentuk kepribadian saya. Seperti yang saya katakan diatas, ada masa dimana saya dikucilkan oleh hampir seluruh angkatan. Disaat saya ditinggalkan oleh teman-teman saya di sekolah, saya mencari teman di internet. Dan di Internet juga saya menemukan pelarian saya yang lain. Di Internet juga lah saya paling lama menghabiskan waktu saya sekarang...
Sudah setahun ini saya menemukan pelarian saya yang lain. Saya menemukan, atau lebioh tepatnya dipertemukan dengan sebuah komunitas yang secara aktif membahas Al-Quran secara nalar. Di komunitas ini saya menemukan berbagai inspirasi. Ketika saya bersama mereka, saya kembali menjadi kuda liar yang lepas dari kekangnya, dan ketika selesai berdiskusi, saya menjadi kuda liar yang siap menjadi kuda yang dikekang dengan sepenuh kesadaran saya, dan menikmatinya. Kesadaran menjadi modal utama saya untuk tetap bisa bertahan hidup dan menikmatinya. Tanpa kesadaran itu, manusia akan menjadi seperti kuda yang dikekang tanpa memiliki keinginan...
Dari sekian banyak tulisan, akhirnya sampialah kita ke bagian kenapa saya memberi judul “Kepribadianku yang UniX” kenapa UniX? Karena sekarang, saya menganut aliran Open Source. Secara sadar saya mengekspose kehidupan pribadi saya. Secara sadar juga saya membiarkan orang mengkritik saya apa adanya. Saya menggunakan teknologi yang saya kuasai agar orang lain bisa mencapai saya. Entah saya yang sebenarnya, atau saya yang disalah artikan.
Ada satu hal yang membuat saya bimbang ketika menulis tulisan ini. Ketika saya menelusuri kembali apa yang membuat kepribadian saya menjadi unik, saya menemukan juga bahwa didalam diri saya terjadi paradox yang sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir. paradox tersebut tidak hanya membuat saya bimbang, akan tetapi juga membuat saya merasa perlu berhenti sejanak dari semua aktifitas saya untuk berfikir kembali, “Apa yang saya ingini untuk diri saya?” Selama 12 tahun terakhir saya selalu menjadi anak yang menuruti kehendak orang tua walaupun terkadang, hal tersebut tidak sama dengan keinginan saya, seringkali ketika saya ingin mengembangkan minat saya di suatu bidang, saya seringkali “dipaksa” untuk mengembangkan bakat saya yang lain. Oh wel “The enlighten often Missunderstood”
0 Comments:
Post a Comment
<< Home